Huhh….malam raksasa di bilik angin sepi kesunyian, langit tetap hitam dan aku membangunkan kisah lama tentang memori cinta yang begitu pekat, lembaran kisah tentang romansa purba anak manusia, tentang cumbuan yang begitu erotis dan romansa cinta anak manusia pada umumnya…..
Lalu gema langit hitam menamparku, menyiratkan lukisan penyesalan duniawi…dimana dosa bersemayam di hidupku….
Separuh hidupku aku berjalan dengan bertelanjang bulat, dan aku tanpa malu menebarkan hina yang ku miliki. Seorang anak manusia yang hidup hanya untuk menganyam dosa, itulah aku….
Dan kali ini sebaiknya kukisahkan mengenai keberkahan yang mungkin sedang menungguku namun entah kapan dan dimana. Dan hingga saat ini aku berusaha berpijak di jalan-Nya….
Malam yang menunduk pada Kebesaran sejati….
Siapa yang ku kisahkan mengenai Kebesaran sejati…,
Ia Sang Penguasa malam yang menjinakkan merpati kecil hingga buasnya seekor serigala lapar…
Ia Sang Penguasa dimana rerumputan-pun berbisik kepadaNya,
Ia Sang Penguasa yang menjadi kawan bagi mahluk lara namun setia padaNya,
Ia Sang Penguasa yang menyedekahkan pengampunan bagi mereka yang meminta karna telah menghujat-Nya….
Sang Penyambung kehidupan bagi seorang anak yang menangis di dalam kandungan ibunya
Sang Pengukir langit-langit bumi hingga siang begitu cerah, dan malam begitu pekat…
Dan waktu-ku hanya tersisa sedikit…entah cukup atau tidak untukku mencari tanah datar di bukit tertinggi, agar aku dapat tunduk bersimpuh.
Wahai kesatriaku,
Biru namun pekat…
Beku tanah dingin menembus ulu hati. Jiwa tidak mati namun hampa, seakan hati mengulum jera…tertahan namun terombang ambing.
Malam yang menggila, jerit hati memintal kerinduan dengan air mata ..kerinduanku antara engkau dan DIA. Ini adalah dilema kekasihmu!!! Dilema yang kaupun merasakannya…
23 Mei 2007, dan tak kunjung berakhir...
Lalu gema langit hitam menamparku, menyiratkan lukisan penyesalan duniawi…dimana dosa bersemayam di hidupku….
Separuh hidupku aku berjalan dengan bertelanjang bulat, dan aku tanpa malu menebarkan hina yang ku miliki. Seorang anak manusia yang hidup hanya untuk menganyam dosa, itulah aku….
Dan kali ini sebaiknya kukisahkan mengenai keberkahan yang mungkin sedang menungguku namun entah kapan dan dimana. Dan hingga saat ini aku berusaha berpijak di jalan-Nya….
Malam yang menunduk pada Kebesaran sejati….
Siapa yang ku kisahkan mengenai Kebesaran sejati…,
Ia Sang Penguasa malam yang menjinakkan merpati kecil hingga buasnya seekor serigala lapar…
Ia Sang Penguasa dimana rerumputan-pun berbisik kepadaNya,
Ia Sang Penguasa yang menjadi kawan bagi mahluk lara namun setia padaNya,
Ia Sang Penguasa yang menyedekahkan pengampunan bagi mereka yang meminta karna telah menghujat-Nya….
Sang Penyambung kehidupan bagi seorang anak yang menangis di dalam kandungan ibunya
Sang Pengukir langit-langit bumi hingga siang begitu cerah, dan malam begitu pekat…
Dan waktu-ku hanya tersisa sedikit…entah cukup atau tidak untukku mencari tanah datar di bukit tertinggi, agar aku dapat tunduk bersimpuh.
Wahai kesatriaku,
Biru namun pekat…
Beku tanah dingin menembus ulu hati. Jiwa tidak mati namun hampa, seakan hati mengulum jera…tertahan namun terombang ambing.
Malam yang menggila, jerit hati memintal kerinduan dengan air mata ..kerinduanku antara engkau dan DIA. Ini adalah dilema kekasihmu!!! Dilema yang kaupun merasakannya…
23 Mei 2007, dan tak kunjung berakhir...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar