Romansa erotisme…., tidak lagi senandung Daud menjadi pelafalan cinta suci yang menakjubkan antara sang khalifah kepada sang Khalik, melainkan buaian erotis dan sensualitas sang Shakespeare yang menenggelamkan kami pada tendensi dan perasaan keterikatan dengan keindahan objek ragawi sebagaimana magnet yang saling tarik menarik.
Betapa kenikmatan cinta dan erotisme di atas segalanya, ketika kerinduan terhadap sensualitas semakin menguat dan kadar kesenangan serta kepuasan direalisasikan dengan romantisme dan bahasa tubuh yang didasari buai nafsu…
Huhh…betapa keindahan ini tidak lagi tergantikan dalam persepsi indrawi saat ini.
Tatkala kesempurnaan terletak pada sejauh mana kami dapat menikmati kelezatan-kelezatan dan kesenangan-kesenangan material.
Tatkala para wanita mulai mengagungkan pria dan pria mengagungkan dunia atau mungkin sebaliknya…
Betapa tipu daya yang hanya dapat dipersepsi secara indrawi, namun hati kami mati...
Apa arti kesempurnaan pada abad ini….
Ketika segala aset dan sumber-sumber daya hati nurani telah terpuruk, dan kesempurnaan manusia hanya terwujud oleh pandangan yang berpijak pada prinsip-prinsip kesejatian materi sang materialis, hedonis, individualis, hingga scientist.
Tatkala rasionalitas hanya ditopang oleh intelektualitas dan bukan lagi moralitas, ketika kecintaan yang mendasar dan prinsipil adalah kecintaan pada wujud kemolekan dan bukan lagi pada aura Ilahiah Sang Maha Tinggi.
Para kaum hedon mulai menari, di atas muslihat sang empunya dunia kelam, di kelakar remang malam yang membabi buta mereka tertawa....
Tidak lagi jiwa kami yang menjadi aktus penting yang relevan, melainkan keindahan objek ragawi yang membutakan dan menenggelamkan mata hati dalam pesona tipu muslihat...
Kepada Jiwa yang bersengketa... Jeritan di tengah sunyi adalah jerit hati yang menanti celah untuk kembali kepada "Sang Maha Pemberi Nikmat Sejati"... Dan Ia tetap menjagaku ketika sekian kali hujatan terlontar baik dari lisan maupun bahasa tubuhku.
Apakah pengampunan ada di sana....??
Akankah cahaya-Mu dapat kembali bermukim di hati kami para penghianat yang ingin kembali??
-Doc.2006-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar