Kamis, 13 Januari 2011

Saling Membunuh

Mungkin saja aku telah mencampakkan-NYA, hanya demi jamuan hangat sebuah romantika. sebuah kenikmatan alam birahi yang dikemas cantik dengan tipuan murahan. Bermanis-manis kata yang teruntai, membentuk sebuah pahatan retorika. Hmm..betapa indah memang jika dilihat dengan telanjang iman.
Aku dan Egoku bertemu kembali, kami duduk bersama sembari menikmati secangkir teh hangat sore ini. seteguk kenikmatan bagi egoku "manis" katanya, seteguk kenikmatan bagi diriku "ya..manis" kataku. Jika kenikmatan ini dapat kita rasakan bersama, lalu apa tujuan kita saling menyakiti wahai Ego yang senang berkuasa? bukankah kenikmatan ini seharusnya mendamaikan kita, menjadikan kita sekutu dalam mencapai tujuan hidup yang hakiki?


Wahai sahabat lama.. tidakkah lelah kita mencacah jiwa, terjerembab dalam relung keluh kesah, penolakan dan penyangkalan diri..? Jawablah wahai Ego yang menguasai jiwa..! Bukankah kau dan aku satu dalam permainan hidup ini? seolah tuhan bermain-main dalam skenario-NYA, tapi bukankah permainan ini kita yang menginginkannya? Lagi-lagi kau membujukku untuk bermain layaknya seorang spekulan, tawar menawar dengan Tuhan-mu layaknya nilai hidup begitu rendah. Mari saling menatap.. maka kaupun akan tau apa tujuan permainan ini. Bukan kau yang berkuasa melainkan aku, kau hanya sebuah sistem pertahanan diri yang paling rendah dalam buana diri. Aku membutuhkanmu memang.. tapi aku adalah atapmu, aku adalah rangkamu, "aku adalah tuanmu" wahai ego. Lalu bagaimana mungkin kau ingin menguasai tahtaku dalam permainan ini?? Tidakkah lelah menjadi pelarian yang tanpa arah, dan ingin saling membunuh bila bertemu?? Entah sampai kapan pertarungan ini akan berlangsung. "Aku bersama Rahmat-NYA disisiku.. dan kau bersama sang iblis di sisimu". Sementara wktu terus berjalan.., mari habiskan teh ini hingga tetes terakhir manisnya. "Mari..."

~ 18 Maret 2010 ~