Minggu, 17 Oktober 2010

"Kepada Jiwa yang Bersengketa"

"Kepada Jiwa yang bersengketa.."
Telah lama kita tak saling menjabat, walau musim berganti musim..namun kita tetap tak saling menatap.
"Wahai nestapa pelantun doa.."
jika bahagia adalah teman pelipur lara..maka kau adalah karib yang mengetahui rahasia-rahasia hati di dalam hening.
Siapa yang menemaniku kalau tak duka..?? siapa yang mengetahui jalur setapak menuju telaga jiwa di dalam jagat diri jika bukan engkau???
Walau kepedihan adalah guratmu dan air mata adalah tandamu.., namun kau adalah guru kearifan dan kebijakan.., kau ajarkan sebuah refleksi keteguhan jiwa menuju taqwa.., hingga terbentuklah sebuah perkara yang menakjubkan.., sebuah "dhiya" yang mampu menyingkap kegelapan... yakni "Kesabaran"..
kaulah pencipta garis vertikal antara aku dan Sang MAHA, kau menyadarkanku pada Realitas Tertinggi dalam Eksistensi Dzat Mulia, "Karna Ia... Ia selalu Bersama orang-orang yang bersabar".
Ia yang ku sebut Allah... SATU dengan berbagai Nama..
Maka izinkan aku menjabatmu wahai jiwa yang bersengketa, mari berlindung di dalam "sabar".., karna segala perkaranya adalah baik, dan ada Nikmat Yang Ia Janjikan disana..yakni "Jannah", mari saling menatap..karna kita tak terpisah hingga akhir masa..

"Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut." (HR. Bukhari & Muslim)

Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah berfirman, 'Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian dia bersabar, maka aku gantikan surga baginya'." (HR. Bukhari)

-17 Oktober 2010-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar