Meregangkan segala hasrat dan ego yang mendesak rongga kalbu, mengalah dalam tuntutan "kemenangan" yang semu. Ia (Ego) mendesakku berdiri pada podium "juara", namun kawanku yang lain (sebut Kalbu) mengajakku turut serta dalam kewajaran manusia yang indah walau dengan segala keterbatasannya. Dengarkan suara pelantun kesederhanaan yang mencoba merajut keselarasan, "pengejawantahan akan nilai hidup yang hakiki".
Tak ku katakan kau tak membutuhkan Ego-mu, siapa yang menjadi pasak-pasak harga dirimu jika bukan Ego yang menjadi bagiannya? Namun cukup jadikan ia kawanmu yang membawa nasib baik, bukan racun yang mampu menguasaimu dan menjebakmu dalam arogansi egosentris yang mematikan, mematikan diri dan mematikan segalamu.
"N E S T A P A" apa kau membencinya hanya karna ia bernada pilu?
Apa kau hanya menganggapnya sebagai onak dalam alur kisahmu?
Sungguh tak adil jika demikian, karena sesungguhnya nestapa adalah sebuah Halaqah yang mempertemukan akal dan hatimu dalam mencapai jalan yang kau cari, yakni 'jalan' menuju Tuhan-mu. Tahukah kau betapa sesungguhnya Tuhan menunggumu di ujung yang Indah?? Maka nikmatilah.., nikmati dengan syukur.. dan jiwailah dengan keselarasan hatimu.
Dan kini..pertanyaannya adalah, "apa kita bisa???"